Rabu, 08 Oktober 2014

SEJARAH OSI

Pada tahun 1977 di Eropa, badan International Organization for Standardization (ISO) mengembangkan sebuah model standarisasi protokol international yang disebut Open System Interconnection (OSI) untuk kebutuhan kompatibilitas. ISO membuat standar tersebut agar produk dengan vendor berbeda dapat saling berkomunikasi dan meningkatkan skala ekonomisnya. Dan faktanya OSI merupakan referensi yang telah digunakan mereka dan disederhanakan menjadi TCP/IP model yang akan kita bicarakan lebih lanjut.
OSI Model adalah model atau acuan arsitektural utama untuk network yang mendeskripsikan bagaimana data dan informasi network di komunikasikan dari sebuah aplikasi komputer ke aplikasi komputer lain melalui sebuah media transmisi.
Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protocol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.
Standarisasi masalah jaringan tidak hanya dilakukan oleh ISO saja, tetapi juga diselenggarakan oleh badan dunia lainnya seperti ITU (International Telecommunication Union), ANSI (American National Standard Institute), NCITS (National Committee for Information Technology Standardization), bahkan juga oleh lembaga asosiasi profesi IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan ATM-Forum di Amerika. Pada prakteknya bahkan vendor-vendor produk LAN ada yang memakai standar yang dihasilkan IEEE.
OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan berinteraksi.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam menentukan lapisan OSI (ISO 7498), yaitu:

  • Tidak menciptakan banyak lapisan membuat tugas insinyur sistem menjabarkan dan menggabungkan lapisan lebih susah dibandingkan arti pentingnya.
  • Menciptakan suatu batas pada titik di mana penjabaran layanan menjadi keil dan jumlah interaksi sepanjang batas diminimalisir.
  • Menciptakan lapisan-lapisan terpisah untuk menangani fungsi-fungsi yang secara nyata berbeda dalam proses yang ditampilkan atau teknologi yang dilibatkan.
  • Mengumpulkan fungsi-fungsi yang mirip menjadi lapisan yang sama.
  • Memilih batas-batas pada titik di mana pada percobaan sebelumnya berhasil dilakukan.
  • Menciptakan suatu lapisan dari fungsi-fungsi yang dapat ditempatkan dengan mudah agar lapisan dapat dirancang kembali secara total dan protocol-protocolnya berubah dalam sebuah cara utama agar dapat mengambil keuntungan dari perkembangan baru dalam bidang arsitektur.
  • Menciptakan suatu batas dimana batas tersebut mungkin berguna pada beberapa hal untuk mempunyai kesuaian interface terstandarisasi.
  • Menciptakan suatu lapisan di mana diperlukan suatu abstraksi yang berbeda dalam menangani data (sebagai contoh morfologi, sintaksis, dan semantik).
  • Memungkinkan perubahan fungsi-fungsi atau protocol yang dibuat di dalam sebuah lapisan tanpa mempengaruhi lapisan-lapisan yang lain.
  • Hanya menciptakan lapisan atas dan lapisan bawah untuk setiap batas-batas lapisan.
  • Menciptakan subgrup dan susunan fungsi-fungsi selanjutnya untuk membentuk sublapisan dalam kasus di mana diperlukan layanan komunikasi yang benar-benar berbeda.
  • Bila perlu, menciptakan dua sublapisan atau lebih dengan kegunaan umum dan juga minimal untuk memungkinkan operasi interface dengan lapisan-lapisan yang berdekatan.
  • Memungkinkan saling melewatkan pada sublapisan-sublapisan.
  • Membuat peralatan vendor yang berbeda dapat saling bekerjasama.
  • Membuat standarisasi yang dapat dipakai vendor untuk mengurangi kerumitan perancangan.
  • Standarisasi interface.
  • Modular engineering.
  • Membuat perangkat menjadi bentuk modular, sehingga pengguna dapat menggunakan modul yang dibutuhkan saja.
  • Kerjasama dan komunikasi teknologi yang berbeda.
  • Memudahkan pelatihan network.
  • Mengurangi kompleksitas, sehingga dapat didefiniskan lebih detail.
  • Dapat mempelajari protokol secara detail.
  • Membuat lingkungan dapat saling terkoneksi.
  • Untuk berkomunikasi dapat dengan segera menggunakan layer dibawahnya

Prinsip-prinsip serupa juga diterapkan untuk sublayering:
proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi a ntarperangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung. Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.

Manfaat OSI Layer:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar